Cari dengan kata kunci

Solo International Performing Arts (SIPA) 2016 : “Mahaswara”

solo-international-performing-arts-sipa-2016-mahaswara.jpg

Solo International Performing Arts (SIPA) 2016 : “Mahaswara”

Solo International Performing Arts (SIPA) 2016 sukses diselenggarakan di Benteng Vastenburg, Solo, pada tanggal 8 – 10 September 2016. Solo International Performing Art (SIPA) adalah sebuah pergelaran seni pertunjukan berskala internasional. Semangatnya tak sekedar memfungsikan seni pertunjukan untuk persoalan kesenian semata.

Agenda Budaya

Solo International Performing Arts (SIPA) 2016 sukses diselenggarakan di Benteng Vastenburg, Solo, pada tanggal 8 – 10 September 2016. Solo International Performing Art (SIPA) adalah sebuah pergelaran seni pertunjukan berskala internasional. Semangatnya tak sekedar memfungsikan seni pertunjukan untuk persoalan kesenian semata. Namun dari seni pertunjukan, baik itu dari wilayah tradisi atau pun dari wilayah modern, harus bisa menjadi sarana untuk memunculkan semangat kebersamaan.

Tahun 2016 ini SIPA hadir dengan tema Mahaswara. Tema tersebut sengaja diusung sebagai pesan kemanusiaan yang ditebarkan dalam panggung SIPA 2016. Tentu melalui keindahan seni pertunjukan yang menghadirkan beragam budaya bangsa dari berbagai penjuru dunia. Dunia membutuhkan swara atau suara. Apalagi jika itu menyangkut dengan suara kemanusiaan; seperti tentang suara perdamaian, pelestarian alam, persahabatan dan suara-suara kemanusiaan yang lain. Dari sanalah sesungguhnya harmonisasi kehidupan itu akan terus terjaga.

SIPA 2016 kali ini mengusung sosok Peni Candra Rini sebagai maskot. Dosen ISI Surakarta ini merupakan komposer, pencipta lagu dan penyanyi tradisional. Seniman dari Indonesia yang tampil di panggung SIPA 2016 adalah Peni Candra Rini (Solo), Semarak Candra Kirana Art Center (Solo), Maya Hasan (Jakarta), Dewa Budjana (Jakarta), Djaduk Ferianto (Yogyakarta), Ubiet (Jakarta), Trodon ( Jakarta), Keteng-Keteng Girls (Medan), Komunitas Seni Tadulako (Palu), Gondrong Gunarto & Friends (Solo), Viky Sianipar (Jakarta), Elly D. Luthan (Jakarta), Gangsadewa (Yogyakarta), Musim Keroncong Sruti Respati  & Indro Hardjodikoro (Jakarta).

Sedangkan delegasi dari luar negeri yang tampil adalah Park Na Hoon Dance Company (Korea),     Manipuri (India), Nadi Singapore (Singapura), Neil Chua (Singapura), Ruanatworkz (Malaysia), Rodrigo Parejo (Spanyol), Philip Graulty (USA), dan Blessing Chimanga (Zimbabwe).

Selain acara utama yang dilangsungkan pada malam hari, SIPA 2016 juga menghadirkan Bazaar yang buka mulai sore sampai malam hari selama tanggal 8-10 September 2016. Terdapat 30 stand yang ikut berpartisipasi, mulai dari bazaar non kuliner mulai dari pameran produk, distro batik, handcraft hingga stand khusus kuliner yang menjual makanan-makanan dan minuman khas dari Solo ataupun luar Solo.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar:

This will close in 10 seconds