Cari dengan kata kunci

Candi_Gedong_Songo_1200.jpg

Menikmati Wisata Religi di Komplek Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo menyimpan kekhasan tersendiri yang menunjukkan adanya akulturasi budaya. Hal tersebut tergambar dengan adanya kepercayaan kepada Parswadewata, yaitu persembahan kepada ruh nenek moyang yang bersatu dengan Siwa yang pada candi disimbolkan dengan Lingga-Yoni yang dikawal oleh tiga dewa.

Pariwisata

Di lereng gunung Ungaran ada sebuah komplek candi Hindu yang dibangun sekitar abad VIII masehi bernama Gedong Songo. Komplek candi ini pertama kali ditemukan oleh Loten pada tahun 1740. Nama Gedong Songo sendiri adalah nama pemberian penduduk, yang berasal dari bahasa Jawa, yaitu Gedong yang bermakna rumah atau bangunan dan Songo yang bermakna sembilan, jadi Gedong Songo mempunyai arti sembilan bangunan (kelompok bangunan).

Namun jika berkunjung ke candi ini, Anda hanya akan mendapati 5 komplek candi. Hal ini yang memunculkan misteri yang belum terjawab, apakah ada makna lain dari kata ‘Gedong Songo’ atau masih ada 4 komplek candi lainnya yang belum ditemukan?

Candi Gedong Songo yang diletakkan di lereng gunung Ungaran bukan tanpa alasan. Sejak dulu umat Hindu percaya bahwa gunung adalah tempat tinggalnya para dewa dan diyakini sebagai tempat persembahan kepada roh nenek moyang.

Candi Gedong Songo menyimpan kekhasan tersendiri yang menunjukkan adanya akulturasi budaya. Hal tersebut tergambar dengan adanya kepercayaan kepada Parswadewata, yaitu persembahan kepada ruh nenek moyang yang bersatu dengan Siwa yang pada candi disimbolkan dengan Lingga-Yoni yang dikawal oleh tiga dewa (Durga, Ganesha, dan Agastya).

Hal lain yang menarik dari candi Gedong Songo adalah posisi candi yang diletakkan berderet dari bawah hingga ke atas perbukitan. Belum ada jawaban yang menjelaskan mengapa posisi candi dibuat sedemikian rupa, namun ada yang mempercayai, kalau posisi candi tersebut menggambarkan hierarki kesucian yang berarti bahwa candi yang diatasnya lebih suci dari candi di bawahnya. Atau ada juga yang mempercayai bahwa posisi candi menggambarkan petunjuk suatu prosesi keagamaan yang dilakukan dari candi terbawah hingga teratas.

Anatomi candi-candi Gedong Songo sama halnya dengan candi pada umumnya, yaitu terdiri atas tiga bagian: kaki, tubuh, dan atap. Pada ketinggian 1.208 m terdapat Gedong I yang menghadap ke barat, di dalam biliknya masih tersimpan Yoni namun lingganya sudah tidak ada. Gedong II berada di posisi 1.274 m, pada posisi ini terdapat dua candi induk dan berhadapan dengan candi perwara yang sayang kini telah runtuh.

Sementara Gedong III berada di ketinggian 1.297 m, gedong ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu candi induk menghadap barat yang dilengkapi dengan arca, candi apit yang menghadap utara, dan candi perwara yang diletakkan di depan candi induk. Mahakala dan Nandiswara terdapat di kanan-kiri pintu candi.

Sementara Gedong IV berada pada ketinggian 1.295 m, gedong ini terdiri dari 12 bangunan yang terbagi tiga sub kelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari candi induk dan delapan candi perwara, sub kedua terdiri dari candi satu candi perwara, dan sub kelompok ketiga terdiri dari dua candi perwara. Pada Gedong V terdapat candi induk yang diapit reruntuhan candi perwara, lokasinya berada pada ketinggian 1.308 m, dan terdapat arca Ganesha. Jika pengunjung merasa lelah untuk bisa sampai di Gedong V pada ketinggian 1.308 m tersebut, tidak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah menyiapkan kuda sewaan. Selain itu, terdapat juga pemandian air panas yang sumber airnya berasal dari kawah pegunungan Ungaran.

Saat ini Gedong Songo berada di bawah pengelolaan Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Jawa Tengah. Komplek candi Gedong Songo merupakan salah satu objek wisata religi yang dimiliki oleh Semarang. Letaknya yang berada di daerah pegunungan mampu menjadikan komplek candi Gedong Songo sebagai tujuan tempat wisata alternatif, selain juga sebagai sarana bagi kita dalam melestarikan benda cagar budaya.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds