Cari dengan kata kunci

Londa_dan_Lemo_1200.jpg

Tradisi Menyimpan Mayat Londa dan Lemo

Di setiap sudut goa pengunjung akan menjumpai berbagai peti jenazah yang memang sengaja diletakkan secara bertumpuk-tumpuk.

Pariwisata

Salah satu tujuan wisata unggulan yang ada di Sulawesi Selatan adalah Tana Toraja, karena selain letaknya yang berada di pegunungan, Tana Toraja juga kaya akan berbagai tradisi dan kebudayaan. Salah satu objek wisata di Tana Toraja yang sering dikunjungi wisatawan adalah Goa Londa. Situs pemakaman goa Londa berlokasi di perbatasan antara daerah Makale dan Rantepao. Untuk sampai ke lokasi, butuh waktu sekitar 6 jam melalui perjalanan darat dari kota Makassar.

Memasuki kawasan tersebut pengujung akan disambut sebuah gapura klasik, pada sisi-sisinya dipenuhi ukiran khas Toraja, dan pada bagian sentralnya terdapat patung kepala kerbau dengan tanduknya yang menjuntai. Londa merupakan sebuah kawasan pemakaman Suku Toraja berupa kubur batu atau tempat menyimpan mayat yang diperuntukkan khusus bagi leluhur Toraja dan keturunannya. Konon jauh sebelum masuknya agama Islam dan Kristen, di Tana Toraja sudah terdapat kepercayaan warisan nenek moyang yang disebut Aluk Todolo atau Alukta. Kepercayaan inilah yang kemudian menjadi landasan berbagai ritual adat dan tradisi masyarakat Toraja.

Alukta pada dasarnya tidak mengharuskan penyimpanan mayat, namun lebih kepada kewajiban segera melaksanakan upacara pemakaman sebagai pelaksanaan aluk to mate (memperlakukan orang yang telah mati). Karena semakin cepat jenazah dimakamkan, akan semakin banyak kesempatan untuk melaksanakan upacara pemberkatan lainnya.

Namun banyak alasan dan latar belakang mengapa jenazah-jenazah tersebut harus disimpan terlebih dahulu ke dalam goa dan liang-liang bukit. Alasan-alasan tersebut antara lain seperti menunggu kedatangan kerabat yang sedang merantau, untuk memberi kesempatan bagi keluarganya menunjukkan kasih sayang kepada jenazah, atau untuk menunggu biaya dan hewan korban yang banyak terlebih dahulu agar bisa melaksanakan upacara Rambu Solo (mengantarkan jenazah ke alam yang disebut puya), dan berbagai alasan lain. Hingga akhirnya menyimpan mayat menjadi sebuah tradisi di kalangan masyarakat adat Tana Toraja.

Dahulu masyarakat adat Toraja menyimpan jenazah di dalam rumah tongkonan, lamanya waktu menyimpan jenazah paling lama tiga puluh enam malam untuk keluarga bangsawan. Sementara dari golongan lainnya kurang dari itu, atau bahkan tidak disimpan sama sekali karena upacaranya sangat singkat. Seiring berjalannya waktu, kemudian masyarakat adat Toraja memberi sebutan dan anggapan yang berbeda-beda tentang jenazah yang disimpan. Ada yang menganggap To Makula, bahwa jenazah yang disimpan dianggap hanya sebagai orang yang sakit, dan To Mate, jenazah sedang dalam rangkaian upacara aluk to mate.

Memasuki goa Londa pengunjung akan menjumpai berbagai peti jenazah khusus bagi marga keturunan Tau-Tau. Di setiap sudut goa pengunjung akan menjumpai berbagai peti jenazah yang memang sengaja diletakkan secara bertumpuk-tumpuk. Di sekitar peti mati sering ditemukan botol minuman, rokok, sirih, atau bahkan pakaian. Hal ini menunjukkan bahwa jenazah yang disimpan dianggap sebagai To Makula, diperlakukan layaknya masih hidup.

Keluar dari goa Londa pengunjung bisa melewati jalan setapak, lalu melewati beberapa anak tangga untuk bisa sampai di sebuah puri di tengah bukit. Dari atas puri tersebut terlihat pemandangan kubur batu, di atas bukit-bukit tersebut terdapat rongga tempat dimana jenazah disimpan. Penyimpanan di bukit-bukit tersebut dilakukan karena di dalam goa sudah penuh dengan peti jenazah.

Tidak jauh dari situs pemakaman Londa terdapat satu lagi situs kubur batu yang bernama Lemo. Sama halnya dengan Londa, ketika memasuki situs kubur batu ini pengunjung harus membayar tiket masuk seharga Rp10.000. Berbeda dengan Londa, memasuki kawasan Lemo pengunjung akan disambut terlebih dahulu para penjual pernak-pernik khas Toraja. Masuk lebih ke dalam barulah pengunjung akan menyaksikan tebing karts yang berongga-rongga, rongga-rongga tersebut berisi peti jenazah, di sekitarnya terdapat patung-patung manusia yang dibuat sebagai simbol orang yang jenazahnya disemayamkan di tebing tersebut.

Mengunjungi situs pemakaman kubur batu Londa dan Lemo merupakan suatu kegiatan wisata yang sangat mengasyikan. Selain dapat menikmati udara segar khas pegunungan, di kawasan Londa dan Lemo pengunjung juga akan menemukan hal-hal yang baru menyangkut kekayaan tradisi dan budaya masyarakat adat Toraja.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds