Cari dengan kata kunci

Carica_1200.jpg

Carica, Si Kuning Kebanggaan Masyarakat Dieng

Buah ini memiliki daging yang bertekstur kenyal tapi tidak terlalu tebal. Sementara, bagian bijinya menyerupai biji buah markisa.

Kuliner
Tagar:

Saat berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, Anda akan sangat mudah menemui buah yang satu ini. Masyarakat sekitar menyebutnya carica. Bentuknya mirip buah pepaya, hanya saja dalam ukuran yang lebih kecil. Saat muda, buah ini akan berwarna hijau tapi akan berubah menjadi kuning saat sudah siap panen. Buah ini memiliki daging yang bertekstur kenyal tapi tidak terlalu tebal. Sementara, bagian bijinya menyerupai biji buah markisa.

Tidak hanya bentuk buah, pohonnya pun mirip dengan pohon pepaya. Karenanya, ada yang menyebut carica merupakan pepaya yang mengalami perubahan ukuran karena ditanam di dataran tinggi. Selain di Dataran Tinggi Dieng, buah ini hanya bisa ditemukan di Chili dan Brazil.

Masyarakat Dataran Tinggi Dieng mulai mengenal buah ini pada tahun 1950-an. Saat itu, orang-orang Belanda yang memperkenalkan buah ini dan mengajarkan cara penanaman serta pengolahannya.

Saat awal, pengolahan yang dikenalkan masih sangat sederhana. Buah carica dijadikan manisan yang terasa segar. Tapi seiring berjalannya waktu, dilakukan berbagai pengembangan pengolahan buah ini. Tidak sekadar manisan, berbagai produk olahan pun dihasilkan dari buah yang satu ini. Misalnya saja sirup, keripik, selai, dodol, atau permen.

Selain itu, carica pun sering digunakan untuk keperluan lain. Masyarakat sekitar menggunakan daging buah ini sebagai pelunak daging sapi, kambing, atau kerbau. Selain itu, buah ini pun dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetik.

Satu yang membuat masyarakat Dataran Tinggi Dieng menerima dengan baik buah ini adalah kemampuannya berbuah yang terbilang cepat. Saat mencapai usia dewasa, sebuah pohon mampu menghasilkan buah yang siap panen setiap minggu. Bahkan, ketika cuaca sedang bagus, panen bisa dilakukan dua kali dalam satu minggu.

Industri pengolahan buah carica banyak tumbuh di Dataran Tinggi Dieng. Kesemuanya merupakan industri rumahan yang mengolah buah ini dengan cara yang sederhana. Selain itu, olahan buah carica yang dijual dalam kemasan tidak menggunakan bahan pengawet tapi mampu bertahan hingga 6 bulan untuk kemasan plastik hingga 2 tahun untuk kemasan kaleng.

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds