Cari dengan kata kunci

museum_tanjung_pandan_1200.jpg

Melihat Napak Tilas Pulau Belitung di Museum Tanjung Pandan

Tidak hanya senjata kolonial, ruang ini juga menyimpan koleksi senjata peninggalan kerajaan yang pernah ada di Belitung.

Pariwisata

Bila berkunjung ke Pulau Belitung dan ingin melihat benda-benda tradisional peninggalan Negeri Laskar Pelangi dari tempo dulu, coba berkunjung ke Museum Tanjung Pandan.

Di museum ini, tersimpan semua benda yang berhubungan dengan Negeri Laskar Pelangi, mulai dari hewan yang diawetkan hingga peninggalan masa kolonial Belanda.

Memasuki halaman depan museum yang terletak di Jalan Melati No. A41, Tanjung Pandan, pengunjung akan disambut oleh ikan arapaima dan buaya muara berukuran besar yang sudah diawetkan. Ikan arapaima dan buaya muara ini banyak ditemukan di sungai-sungai yang terdapat di wilayah Belitung.

Memasuki ruang dalam, pengunjung akan melihat aneka koleksi senjata peninggalan Jepang dan Belanda. Senjata-senjata tersebut berupa samurai, pedang, dan senjata laras panjang peninggalan kolonial Belanda. Samurai peninggalan Jepang bertarikh tahun 1514 ini menjadi salah satu koleksi tertua yang dimiliki Museum Tanjung Pandan.

Tidak hanya senjata kolonial, ruang ini juga menyimpan koleksi senjata peninggalan kerajaan yang pernah ada di Belitung. Koleksi tersebut seperti keris, tombak lade, serta golok.

Sementara itu, di ruang yang lain, dapat dilihat aneka peralatan yang digunakan masyarakat Belitung tempo dulu seperti setrika, pahar, serta tempat sirih. Selain itu, ada juga perabotan rumah tangga lainnya seperti ceret, periuk tembaga, dan gantang.

Koleksi lain yang dapat dilihat di museum ini adalah peninggalan harta karun yang didapat di perairan bawah laut Belitung. Peninggalan tersebut berupa keramik dan gerabah. Kesemuanya tersusun rapi di sebuah ruang khusus.

Di museum ini, pengunjung juga bisa melihat maket peleburan timah dari tambang-tambang yang banyak terdapat di Pulau Belitung. Maket-maket ini menjadi penggambaran kalau dahulu penambangan timah pernah berjaya di pulau ini.

Dahulu, museum ini bernama Museum Geologi dan didirikan oleh seorang ahli arkeologi berkebangsaan Austria bernama Rudi Osberger pada 2 Maret 1962. Seiring perkembangan zaman dan bertambahnya koleksi museum, akhirnya museum ini berganti nama menjadi Museum Tanjung Pandan.

Museum Tanjung Pandan buka dari Senin sampai Minggu dari jam 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Untuk dapat masuk ke museum ini, pengunjung harus membeli tiket masuk sebesar Rp2.000.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds