Cari dengan kata kunci

desa_pulutan_1290.jpg

Mengagumi Cantiknya Keramik Desa Pulutan

Ke arah selatan dari Kota Manado dengan menempuh jarak sekitar 40 km, kita akan menjumpai sebuah desa wisata yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pengrajin keramik. Secara administrasi, desa yang lebih dikenal dengan nama Desa Pulutan ini berlokasi di Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Pariwisata

Ke arah selatan dari Kota Manado dengan menempuh jarak sekitar 40 km, kita akan menjumpai sebuah desa wisata yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pengrajin keramik. Secara administrasi, desa yang lebih dikenal dengan nama Desa Pulutan ini berlokasi di Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Stevi, salah satu pengrajin keramik Desa Pulutan yang ditemui, mengungkapkan, membuat keramik harus dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah dengan mengambil tanah di kebun. Tanah yang diambil biasanya adalah tanah liat. Selain banyak dijumpai, tanah jenis ini sangat kuat dan cocok untuk menjadi bahan baku pembuatan keramik.

Tanah yang sudah diambil dan dikumpulkan belum bisa langsung digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik, mengingat tanah tersebut harus melewati tahap penggilingan. Setelah digiling, tanah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah (karung) untuk kemudian diambil sedikit demi sedikit dalam proses pembuatan keramik.

“Bentuk kerajinan keramik yang ada di Desa Pulutan bermacam-macam, seperti pot bunga, pajangan keramik, wadah, dan lain-lain,” tutur Stevi. Uniknya Desa Pulutan juga melayani pembuatan bentuk dan motif keramik sesuai dengan keinginan atau pesanan konsumen.

Dalam sehari, rata-rata para pengrajin keramik Desa Pulutan bisa menghasilkan sekitar 50 keramik ukuran kecil atau 10 keramik ukuran sedang. Sedangkan keramik dalam ukuran besar bisa menghabiskan waktu pembuatan lebih dari satu hari. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau, disesuaikan dengan ukuran dan kerumitan yang ada pada motif keramik. Keramik ukuran kecil dibanderol dengan harga Rp 150.000, dan keramik yang paling mahal harganya bisa mencapai lebih dari Rp.2.500.000.

Hasil keramik Desa Pulutan biasa dijual ke pasar-pasar sekitar Sulawesi Selatan dan Gorontalo melalui para pengepul. Namun bagi pengrajin keramik yang sudah memiliki pelanggan tetap, biasanya merekalah yang datang langsung untuk memesan keramik sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Keberadaan desa pengrajin keramik Pulutan, tidak lepas dari peran serta Pemerintah Daerah yang kerap mengadakan berbagai pelatihan dan kerjasama dengan berbagai pengrajin keramik se-nusantara. Meski demikian, Stevi mengakui kurangnya perhatian Pemerintah Daerah dalam mempromosikan Desa Pulutan sebagai desa wisata penghasil keramik unggulan, sehingga desa ini masih belum banyak dikenal oleh  masyarakat dan turis yang berkunjung ke Sulawesi Utara. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds