Cari dengan kata kunci

barapan_kebo_1200.jpg

Menyaksikan Serunya Tradisi Barapan Kebo di Sumbawa Barat

Tradisi ini tak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menjadi salah satu cara untuk menggemburkan tanah.

Tradisi

Sementara Madura mempunyai karapan sapi, Sumatra Barat mempunyai pacu jawi, Pulau Sumbawa juga memiliki tradisi barapan kebo yang menjadi kebanggaan masyarakatnya. Tepatnya di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, barapan kebo telah mengakar dan menjadi tradisi yang selalu dinantikan keberlangsungannya.

Kemeriahan akan selalu tercipta saat barapan kebo diadakan. Para pemilik kerbau dengan antusias mendatangkan kerbau pilihan untuk ditandingkan dengan kerbau lainnya. Biasa diadakan sebelum dan setelah musim panen, barapan kebo merupakan wujud rasa syukur masyarakat Sumbawa kepada Yang Maha Kuasa, sekaligus menjadi cara untuk menggemburkan tanah. Selain itu, barapan kebo juga menjadi penyambung silaturahmi masyarakat Sumbawa terhadap sesama dengan berbagi kebahagiaan.

Barapan kebo merupakan salah satu wujud ungkapan syukur masyarakat Sumbawa kepada Tuhan.

Tradisi yang telah mengakar dalam budaya masyarakat Sumbawa ini dilaksanakan di area sawah yang telah dipilih. Setiap kerbau yang menjadi peserta dibedakan berdasarkan umur, mulai kelas TK sampai kelas dewasa. Umur kerbau biasa mulai dari 1 tahun hingga 5 tahunketika kerbau telah menapaki usia dewasa.

Saat barapan kebo diadakan, masyarakat Sumbawa dan sekitarnya akan berbondong-bondong menyaksikan jalannya perlombaan. Serunya pertandingan menjadi tontonan yang sangat menarik. Apalagi, area persawahan yang berlumpur kadang membuat wajah para joki menjadi hitam terkena lumpur dan ini sangat ditunggu oleh para penggemar barapan kebo karena mengundang gelak tawa.

Tugas joki di area barapan kebo tidak hanya mengendarai kerbau. Kecepatan dan cara menyeimbangkan tubuh dalam mengendarai kerbau untuk mengenai saka juga hal yang tak mudah dilakukan. Saka yang merupakan tongkat kayu yang ditancapkan di salah satu sudut sawah, menjadi tonggak para joki untuk bisa menjatuhkan atau mengenai saka dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Peserta barapan kebo tidak terlalu memikirkan hadiah yang diberikan.

Peserta barapan kebo tidak mengincar hadiah yang diberikan, karena tidak terlalu besar. Barapan kebo lebih menjadi arena pertaruhan harga diri dan martabat. Belum lagi harga kerbau yang melonjak tinggi jika berhasil menjadi juara. Bayangkan saja harga seekor kerbau bisa naik menjadi Rp100 juta. Luar biasa, bukan?

Barapan kebo merupakan salah satu tradisi masyarakat Sumbawa yang menjadi kekayaan khazanah tradisi Nusantara. Sudah menjadi tanggung jawab generasi muda untuk mencintai budaya sendiri agar tradisi seperti barapan kebo tidak hilang ditelan waktu.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds