Cari dengan kata kunci

1125_thumb_Lawang_Sewu_kini_menjadi_salah_satu_tempat_wisata_sejarah_di_Kota_Semarang_2.jpg

Menyingkap Misteri di Balik Lawang Sewu

Setiap ruang sengaja dibuat memiliki pintu yang sejajar dan berfungsi sebagai akses penghubung dengan ruang lainnya.

Pariwisata

Seputaran Tugu Muda Semarang malam itu terlihat ramai. Muda-mudi saling bercengkerama, bercanda-canda, sementara yang lain sibuk mengabadikan momen dengan kamera yang dibawanya. Di seberang lingkaran Tugu Muda, terlihat jelas terlihat bangunan klasik ala Belanda yang dibangun pada tahun 1904. Masyarakat sekitar biasa menyebut bangunan itu Lawang Sewu.

Lawang Sewu yang bermakna pintu seribu adalah nama lain dari Het Hoofdkantoor van de Netherlandsch-Indische Spoorweg Maatscappij (NIS), yaitu kantor pusat NIS. NIS merupakan perusahaan kereta api swasta masa Pemerintahan Hindia Belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia.

Saat itu, NIS membangun jalur kereta yang menghubungkan Semarang dengan ‘Vorstenlanden’ yaitu Surakarta dan Yogyakarta dengan jalur pertamanya Semarang-Tanggung di tahun 1867.

Sempat menjadi markas TNI, kini Lawang Sewu menjadi salah satu wisata sejarah di Kota Semarang di bawah pengelolaan PT KAI.

Memasuki lantai pertama, pengunjung akan menjumpai beberapa ruangan yang berisi dokumentasi sejarah panjang perkeretaapian Indonesia. Sementara di ruangan lain, terdapat dokumentasi mengenai sejarah gedung yang menyimpan begitu banyak jejak rekam pembangunan kantor NIS tersebut.

Begitu tiba di lorong Lawang Sewu, pengunjung seperti dibawa ke dalam ruangĀ  penuh pintu. Setiap ruang sengaja dibuat memiliki pintu yang sejajar dan berfungsi sebagai akses penghubung dengan ruang lainnya.

Di sudut lantai pertama, pengunjung akan menemukan sebuah tangga menurun yang merupakan pintu menuju ruang penjara bawah tanah. “Satu bilik penjara hanya berukuran 2×2 meter ini harus dimuat 6 orang narapidana, nanti di ruangan lain ada tempat eksekusi narapidana,” begitu cerita seorang pemandu yang bertugas di Lawang Sewu. Selain berfungsi sebagai penjara, uap dari ruang bawah tanah tersebut juga berguna untuk pendingin ruang di atasnya.

Sementara di lantai dua, pengunjung akan menemukan ruangan yang tidak jauh berbeda dengan lantai sebelumnya. Tapi, ada satu hal yang membedakan. Kaca jendela di lantai dua dibuat terbalik. Usut punya usut ternyata kaca jendela sengaja dibuat terbalik untuk menghindari air hujan agar tidak masuk. Di lantai dua, juga terdapat aula besar yang dahulu digunakan sebagai tempat perayaan atau pesta. Di salah satu sudut lantai ini pun masih terpasang wastafel asli yang sudah ada saat pertama gedung tersebut dibangun.

Memasuki lantai tiga, pengunjung akan menjumpai satu ruangan besar berjendela yang dahulu dijadikan tempat berolahraga bagi pegawai kantor NIS. Aula olahraga ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, salah satunya toilet. Dari lantai tiga ini juga pengunjung dapat menyaksikan pemandangan seputar Tugu Muda Semarang.

Ada satu yang cukup menarik perhatian bila Anda berkunjung ke Lawang Sewu pada malam hari. Anda akan melihat sekawanan kelelawar yang berterbangan dan hinggap di atap gedung yang penuh misteri ini.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds