Cari dengan kata kunci

museum_mulawarman_1200.jpg

Museum Mulawarman, Mengabadikan Jejak Peradaban Berusia 700 Tahun

Di sini kita bisa mempelajari sekilas tentang sejarah dari kesultanan yang dahulu pernah berjaya selama kurang lebih 7 abad.

Pariwisata

Jauh-jauh bertandang ke Tenggarong, tidak akan lengkap tanpa singgah di Museum Mulawarman. Di sini kita bisa mempelajari sekilas tentang sejarah dari kesultanan yang dahulu pernah berjaya selama kurang lebih 7 abad dan menguasai sebagian besar wilayah Kutai Kertanegara, Kalimatan Timur.

Di bangunan museum yang pernah berfungsi sebagai istana kesultanan ini, pengunjung dapat menyaksikan berbagai koleksi benda-benda peninggalan kesultanan dan kekayaan kebudayaan yang dimiliki Kutai.

Istana ini didirikan sekitar tahun 1936, yaitu pada masa pemerintahan Adji Muhammad Parikesit. Bangunannya berdiri di lahan seluas 2.270 meter persegi, dengan pintu utama menghadap tepat ke arah timur.

Konstruksi bangunan dikerjakan oleh Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) dengan desain rancangan yang dikerjakan oleh arsitek bernama Charles Marie François Henri Estourgie. Istana ini terpengaruh gaya arsitektur bangunan Eropa, dengan dilengkapi ruangan bawah tanah dan aula besar di bagian tengah bangunannya.

Istana ini merupakan istana Kesultanan Kutai Kartanegara pertama yang dibangun dengan bahan beton. Istana-istana yang pernah dibangun sebelumnya menggunakan bahan kayu yang membuatnya mudah lapuk dan hangus terbakar. Seperti halnya yang terjadi pada bangunan istana sebelumnya yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Alimuddin (1899-1910 M).

Setelah masa kemerdekaan, Kesultanan Kutai bergabung dengan NKRI dan istana ini pun tidak lagi digunakan karena era kekuasaan sultan secara resmi berakhir. Istana ini kemudian diserahkan kepemilikannya kepada pemerintah daerah Kalimantan Timur pada 25 November 1971, yang kemudian diserahkan pengelolaannya kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai sebuah museum negara.

Sebagai sebuah museum, bangunan ini menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah yang sebagian besar didominasi peninggalan milik Kesultanan Kutai. Diantara koleksi-koleksi tersebut antara lain singgasana Sultan dan Permaisurinya yang dibuat oleh Ir. van der Lube tahun 1935. Selain itu, terdapat sepasang patung Lembu Suana berlapis emas buatan tahun 1850, yang merupakan hewan keramat simbol resmi kesultanan.

Peninggalan kesultanan lainnya adalah pakaian-pakaian kebesaran para Sultan Kutai, senjata tradisional, perangkat upacara adat kesultanan serta perangkat gamelan hadiah dari Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat.

Di luar koleksi tersebut, kita juga dapat menemukan perangkat meja tamu peninggalan Kesultanan Bulungan. Koleksi keramik kuno dan peninggalan numismatika (mata uang) yang ditemukan di wilayah Kutai juga dapat kita saksikan di sini. Ada pula tiruan dari prasasti Yupa yang ditemukan di Muara Kaman, yang merupakan penanda peralihan masa pra-sejarah di wilayah Kalimantan Timur.

Kita juga dapat melihat dan mempelajari berbagai pernak-pernik busana tradisional dari berbagai suku di Kalimantan Timur, dimana salah satu diantaranya adalah tenun ulap doyo yang merupakan tekstil asli suku Dayak Benuaq.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds