Cari dengan kata kunci

ngatur_dahar_1200.jpg

Ngatur Dahar, Jamuan Makan ala Keraton Menjelang Erau

Acara ini dilakukan setelah rombongan utusan kesultanan yang melaksanakan pengambilan air di Kutai Lama telah kembali ke keraton.

Tradisi

Pada malam menjelang pembukaan Erau, di lingkungan Istana Kesultanan Kutai, diselenggarakan jamuan makan khusus yang disebut ngatur dahar. Acara ini dilakukan setelah rombongan utusan Kesultanan yang melaksanakan pengambilan air di Kutai Lama kembali ke Keraton. Waktu pelaksanaan ritual ini adalah malam hari setelah ritual merangin malam ke-3 dijalankan oleh para dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (wanita pengabdi ritual) di Serapo Belian. Dalam jamuan ini, hadir Sultan dengan didampingi dewa serta belian, Kerabat Kesultanan, dan tamu-tamu undangan.

Waktu pelaksanaan ritual ini adalah malam hari setelah ritual merangin malam ke-3 dijalankan.

Selepas menyelesaikan ritual di Serapo Belian, dewa dan belian akan memasuki ruang tengah Keraton. Saat Sultan memasuki ruangan tersebut, dewa dan belian akan mendampinginya. Sultan kemudian akan duduk di atas tilam kasturi untuk memimpin jamuan ini. Di hadapan Sultan, disajikan aneka jenis hidangan dan kelengkapan ritual yang ditata memanjang. Tujuh orang dewa dan tujuh orang belian akan duduk di belakang Sultan, sedangkan para kerabat dan tamu akan duduk menyamping di depan Sultan, menghadap ke arah sajian yang dihidangkan.

Kepada para hadirin, disajikan 41 macam jenis hidangan.

Kepada para hadirin, disajikan 41 macam jenis hidangan yang terdiri dari aneka jajak kampong (jajanan pasar). Jenis jajak yang dihidangkan antara lain tumpi, elat sapi, apam, golongan ayam, kelepon, pepik, putu soko, keminting, tole-tole, sangga kacang, dan madu kasirat. Selain hidangan untuk tamu undangan tersebut, juga disediakan hidangan bagi ‘orang halus’ atau para penghuni alam yang tak terlihat. Hidangan tersebut antara lain berupa tiga jenis nasi tambakan, yaitu nasi tambakan hitam, merah, dan putih. Terdapat pula sejumlah kelengkapan ritual seperti beras kuning, wijen, arang membara, tepong tawar, dan peduduk.

Acara dimulai dengan dihaturkannya besawai oleh seorang dewa atau pawang besawai. Dewa dan belian kemudian melakukan ritual tepong tawar kepada Sultan, sebagai bentuk pensucian diri dan pemberkatan padanya. Kemudian, dilakukan pembacaan doa agar Erau dapat berjalan dengan lancar dan tidak menghadapi halangan berarti. Setelah prosesi tersebut selesai, 41 jenis hidangan yang disediakan dapat dinikmati oleh para hadirin.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds