Cari dengan kata kunci

Tari_Batik_Pace_1290.jpg

Pesona Tari Batik Pace dari Pacitan

Melestarikan potensi alam sekaligus budaya batik pace dari Pacitan lewat tari batik pace yang riang dan lincah.

Kesenian

Ragam budaya Indonesia mengantarkannya pada kekayaan seni tari tradisional. Setiap tarian memiliki makna mendalam di setiap gerakannya. Sejarah, kepercayaan, mitologi, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat acap kali disampaikan lewat gerakan tari.

Ungkapan syukur pada dewa-dewi, nilai-nilai spiritual yang menggambarkan kekuasaan, kekompakan dan kerjasama masyarakat kerap diekspresikan lewat tari-tarian tradisional Indonesia. Tak hanya itu, potensi dan sumber daya alam Nusantara juga sering disematkan pada tari-tarian ini. Misal, tari cendrawasih yang menggambarkan burung cendrawasih sebagai simbol keindahan alam dan kebebasan. Ada pula tari boki feten dari Maluku yang mengungkapkan asal-usul tanaman hotong, yang kandungan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada beras maupun kentang. Dari Papua ada tari pangkur sagu yang menggambarkan kegiatan masyarakat Papua ketika melakukan panen sagu. Sementara itu, ada tarian yang mencerminkan lambaian daun tembakau bernama tari labako dari Jember, Jawa Timur.

Dari Jawa Timur pula, ada sebuah tarian yang mengandung unsur tumbuhan setempat, yaitu tari batik pace dari Pacitan. Kabupaten Pacitan merupakan sebuah kabupaten di ujung barat Jawa Timur, yang dikenal sebagai “The Hidden Paradise In Java”. Daerah ini memiliki tempat-tempat wisata tersembunyi yang menjadi sumber pendapatan lokal. Selain itu, seni kebudayaan khas dari 12 kecamatan di Pacitan juga menjadi daya tarik utama. Beragam seni tradisional dari setiap kecamatan menandai kekayaan budaya Pacitan.

Dari Jawa Timur pula, ada sebuah tarian yang mengandung unsur tumbuhan setempat, yaitu tari batik pace dari Pacitan.

Tari batik pace menampilkan pesona batik pace khas Pacitan sekaligus proses membuat batik tersebut dalam koreografinya. Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup populer di Jawa Timur dan masih sering dipentaskan dalam acara-acara besar. Acara tersebut antara lain seperti penyambutan tamu besar, pernikahan, dan kegiatan lainnya.

Nama batik pace sendiri merujuk pada jenis batik khas Pacitan, sekaligus buah pace alias mengkudu yang banyak tumbuh di kota yang disebut dengan Kawedanan Pacitan pada zaman Hindia Belanda.

Sejarah Tari Batik Pace

Tari batik pace dari Jawa Timur ini terinspirasi dari kesukaan pendiri Kota Pacitan, Tumenggung Setraketipa, yang sering minum sari buah pace saat mendirikan kota tersebut. Legenda menyebutkan bahwa buah pace membuat tubuhnya kuat. Banyak warga percaya bahwa nama Pacitan berasal dari “pace sak pengetan”, artinya tempat buah pace. Kepercayaan ini semakin kuat dengan kisah pendiri Kota Pacitan yang tertulis dalam kitab Babad Ing Pacitan.

Banyak warga percaya bahwa nama Pacitan berasal dari “pace sak pengetan”, artinya tempat buah pace.

Tari batik pace dikatakan diciptakan oleh Anang, pendiri Sanggar Blarak Pacitan, untuk memperkenalkan batik pace dan buah pace. Anang menggambarkan tari ini sebagai tari kontemporer yang menampilkan gerakan yang indah. Nama batik pace dipilih karena banyaknya tanaman pace di Pacitan.

Koreografi Tari Batik Pace

Koreografi tarian batik pace menggambarkan proses membatik. Dimulai dari menuangkan lilin menggunakan canting pada kain, hingga gerakan mewarnai dan menjemur kain. Tarian ini dipentaskan oleh lima orang penari. Lima penari memasuki panggung dengan gerakan memutar cepat di depan panggung sebelum membentuk formasi: tiga di sudut kiri dan dua di sudut kanan panggung. Tiga penari menggerakkan tangan ke atas dan ke bawah sambil bergerak mundur, sementara satu penari mencelupkan batik dan yang lain mengeringkannya.

Koreografi tarian batik pace menggambarkan proses membatik.

Kelima penari menggunakan kain batik pace, memutar kain di belakang pinggul lalu ke depan dengan gerakan tubuh menghadap penonton. Para penari bergerak lincah dan berbaris sambil memegang batik yang melingkar di tubuh dengan gerakan kaki ke kiri dan ke kanan yang menjadi daya tarik bagi setiap penonton yang menyaksikan.

Tarian ini diiringi oleh musik dari dua pemukul tabuh perkusi dan dua pemain slenthem. Paduan ini menghasilkan alunan nada indah yang mendukung gerakan Tari batik pace yang atraktif.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • GNFI, sering jalan, tribun news

This will close in 10 seconds