Cari dengan kata kunci

3.-seperangkat-alat-musik-gamelan-bernama-si-ketuyung-dibuat-pada-tahun-1748_.jpg

Sejarah Keraton Kasepuhan di Museum Benda Kuno

Di sebelah kanan pelataran Kompleks Keraton Kasepuhan, terdapat sebuah gedung dengan pintu jati terpampang di depannya. Gedung ini adalah Museum Benda Kuno Keraton Kasepuhan.

Pariwisata

Di sebelah kanan pelataran Kompleks Keraton Kasepuhan, terdapat sebuah gedung dengan pintu jati terpampang di depannya. Gedung ini menyimpan berbagai koleksi benda-benda kuno keraton yang bersejarah. Gedung ini adalah Museum Benda Kuno Keraton Kasepuhan.

Terletak di Jalan Keraton Kasepuhan No 43, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Museum Benda Kuno menjadi salah satu area wisata di Keraton Kasepuhan. Benda-benda kuno mulai dari gamelan, peti mesir, hingga peninggalan dari Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga dapat dilihat di museum ini.

Masuk ke dalam museum, pengunjung akan disambut dengan deretan Gamelan Degung dari Banten. Gamelan ini merupakan pemberian Ki Gede Kawungcaang saat putrinya yang bernama Dewi Kawung disunting oleh Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati pada tahun 1426. Terbuat dari perunggu, gamelan ini tidak pernah digunakan lagi dan hanya dijadikan koleksi yang berharga oleh pihak keraton.

Tepat di sebelahnya, terdapat koleksi rebana peninggalan Sunan Kalijaga yang dibuat pada tahun 1412. Pada bagian tengah koleksi rebana ini, terdapat genta atau lonceng bernama Bergawang. Lonceng ini dahulu digunakan saat penobatan Sunan Gunung Jati sebagai Sultan Auliya Negara Cirebon oleh Dewan Wali Sanga pada tahun 1429.

Tidak hanya peninggalan para sunan, koleksi benda kuno Keraton Kasepuhan juga menjadi bagian dari koleksi museum. Terdapat juga seperangkat alat musik gamelan buatan tahun 1748, peninggalan Sultan Sepuh IV yang dinamai Gamelan Si Ketuyung. Koleksi senjata serta baju zirah Portugis yang beratnya mencapai 4 kg juga terpajang apik di sebuah etalase museum.

Selain itu, terdapat ukiran kayu kuno karya Panembahan Girilaya pada tahun 1582, menggambarkan Dewa Ganesha sedang menaiki seekor gajah. Di atas kepala Ganesha, terdapat motif mega mendung yang merupakan ciri khas Keraton Kasepuhan dan Cirebon.

Di bagian akhir museum tepatnya sebelum pintu keluar, pengunjung akan melihat seperangkat alat Tedak Siti. Terdiri dari sangkar bambu, kursi, dan tangga kecil berundak lima, dibuat pada 1899. Alat ini digunakan untuk Upacara Mudun Tanah atau turun ke tanah. Upacara ini merupakan ritual bagi anak-anak usia 7 bulan.

Baca juga: Mengenal Museum Pos Indonesia di Bandung

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds