Cari dengan kata kunci

Reog_1200.jpg

Reog, Warisan Seni Budaya Asli Ponorogo

Salah satu kesenian yang tumbuh berabad-abad lalu dan terus hidup untuk mempererat tali silaturahmi masyarakat Ponorogo.

Kesenian

Kesenian ini lahir dari budaya setempat yang masih kental dengan unsur mistik dan kebatinan. Tidak ada yang tahu pasti kapan kesenian ini muncul dan berkembang, tapi terdapat foto dokumentasi yang memperlihatkan kesenian ini sudah ada sejak tahun 1920-an. Inilah reog, kesenian yang berasal dari Jawa Timur, tepatnya dari wilayah Ponorogo.

Diperkirakan, kesenian reog sudah ada sejak tahun 1920-an.

Kehadiran kesenian reog Ponorogo sebagai salah satu warisan budaya Nusantara memiliki sejarah yang panjang. Ada yang mengatakan reog bermula dari seorang abdi dalem Kerajaan Majapahit yang bernama Ki Ageng Kutu.

Ki Ageng Kutu merasa suasana Kerajaan Majapahit saat itu telah dikacaukan oleh kehadiran para penjilat dan koruptor. Melihat suasana ini, Ki Ageng Kutu ke luar dari kerajaan lalu mengajarkan bela diri dan kesenian pada anak-anak muda.

Dalam suasana tersebut, Ki Ageng Kutu menciptakan kesenian reog sebagai media untuk mengkritik Kerajaan Majapahit.

Reog merupakan seni ketangkasan membawa topeng macan yang beratnya bisa mencapai 50 kg.

Reog merupakan kesenian ketangkasan membawa topeng macan berwarna merah dengan hiasan bulu-bulu burung merak yang beratnya bisa mencapai 50 kg. Pada masa kini, reog biasa dipentaskan dalam berbagai suasana, seperti hajatan, khitanan, hingga acara-acara kenegaraan.

Reog Ponorogo biasa dimainkan oleh 6-8 orang pemuda. Seluruh pemain diharuskan mengenakan pakaian serba hitam. Tarian reog diiringi musik yang bersumber dari suara kendang, gong, dan angklung paglag. Dalam setiap pertunjukkan, reog biasanya diselingi seni tradisi lain seperti jathilan (kuda kepang) dan bujang ganong (ganongan).

Walau dalam setiap pertunjukkan reog terdiri dari berbagai rangkaian, tidak ada pakem yang mengatur rangkaian atau tahapan pertunjukkan. Menariknya, dalam pementasan reog Ponorogo, ada penari yang nampak kesurupan dan mampu mengangkat orang dewasa untuk duduk di atas topeng. Tidak terbayang berapa jumlah beban berat yang harus disangga dengan hanya menggunakan kekuatan gigi–yang digunakan untuk mengangkat topeng.

Reog adalah hasil karya perenungan seseorang terhadap ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya.

Satu lagi kekayaan kebudayaan Nusantara yang harus dijaga dan dilestarikan, mengingat reog Ponorogo merupakan hasil karya perenungan seseorang terhadap ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya. Mari cintai reog Ponorogo. Jangan sampai kesenian tradisi milik Indonesia ini menjadi ‘tamu’ di rumahnya sendiri.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds