Cari dengan kata kunci

Museum_Sriwijaya_1200.jpg

Museum Sriwijaya, Wadah Peninggalan Kerajaan Maritim Terbesar di Dunia

Museum dengan berbagai artefak Kerajaan Sriwijaya, yang pada puncak kejayaannya mampu menguasai perdagangan di wilayah Sumatra, Jawa, Pesisir Kalimantan, Semenanjung Malaya, hingga Thailand dan Kamboja.

Pariwisata

Sriwijaya merupakan kerajaan di Sumatera Selatan yang mempunyai pengaruh besar di wilayah Nusantara. Pada zaman keemasannya, Kerajaan Sriwijaya mampu menguasai perdagangan yang wilayah kekuasaanya meliputi Sumatra, Jawa, Pesisir Kalimantan, Semenanjung Malaya, hingga Thailand dan Kamboja. Data arkeologi memberikan gambaran atas eksistensi Kerajaan Sriwijaya dari abad VII-XII. Para ahli banyak menemukan benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya berupa prasasti dan berbagai artefak.

Museum Sriwijaya merupakan museum yang khusus memperlihatkan artefak-artefak peninggalan Kerajaan Sriwjaya.

Untuk mengenang kembali sambil terus mempelajari dan melestarikan kebesaran Kerajaaan Sriwijaya, maka dibangunlah sebuah museum yang diberi nama Museum Sriwijaya. Museum Sriwijaya merupakan museum yang khusus memperlihatkan artefak-artefak peninggalan Kerajaan Sriwjaya. Menurut Cahyo Susianingsih, Kepala Pengelolaan Koleksi Museum Sriwijaya, lokasi didirikannya museum ini tepat berada di situs Kerajaan Sriwijaya, hal tersebut dibuktikan dari foto interpretasi udara.

Di museum yang berlokasi di Jalan Syakirti Karang Anyar, Palembang, ini terdapat berbagai benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya berupa artefak, seperti prasasti, arca, manik-manik, keramik, hingga pecahan kapal dan kemudinya. Jumlah koleksi yang dipamerkan di Museum Sriwijaya mencapai 500 artefak. Jumlah tersebut belum termasuk berbagai pecahan artefak yang belum terdata karena jumlahnya yang sangat banyak.

Dari ratusan artefak, ada tiga prasasti utama yang menandai keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang.

Di antara jumlahnya yang ratusan, terdapat tiga artefak utama berupa prasasti yang menandakan keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Prasasti pertama adalah Prasasti Kedukan Bukit (1682 M), yang bercerita tentang perjalanan oleh dapunta Hyang Sriwijaya Nska yang diiringi oleh 20.000 tentara melalui jalur laut, dan 13.200 yang melalui darat. Secara umum, prasasti tersebut bercerita tentang perjalanan yang diakhiri oleh keberhasilan dan kemenangan.

Kedua adalah Prasasti Telaga Batu. Prasasti ini menceritakan tentang struktur birokrasi pemerintahan Sriwijaya. Pada prasasti tertulis tentang putra mahkota I-III, arsitek, orang-orang yang berperan dalam perihal agama, selain itu juga tertulis pekerjaan lain seperti tukang cuci istana. Para arkeolog menyebut Prasasti Telaga Batu sebagai prasasti persumpahan, sebagai penanda agar mereka sebagai abdi negara taat kepada raja.

Prasasti lain adalah Prasasti Talang Tuo, yang menceritakan tentang pendirian sebuah taman yang diberi nama Taman Srikesetra. Di dalam prasasti tersebut disebutkan bahwa pembangunan Taman Srikesetra merupakan nazar atas kemenangan Kerajaan Sriwijaya. Taman Srikesetra dibangun dan diperuntukkan kepada seluruh masyarakat Sriwijaya. Menariknya, dalam prasasti ini juga tertulis berbagai jenis tanaman, termasuk salah satunya adalah tanaman sagu.

Museum ini penuh dengan benda sejarah yang menegaskan kejayaan Sriwijaya sebagai penguasa perairan Nusantara.

Selain tiga prasasti utama yang menjelaskan kejayaan Kerajaan Sriwijaya, benda peninggalan bersejarah lain yang juga menjadi koleksi Museum Sriwijaya adalah beranekaragam arca Buddha, seperti arca Buddha bukti Siguntang, arca Buddha Awilokiteswara, hingga replika struktur batu-batu yang berbentuk stupa, yang ditemukan berdasarkan eskavasi balai arkeologi pada tahun 2013. Sementara itu, di museum ini juga ditemukan kemudi kapal yang mempunyai panjang mencapai 8,2 meter. Hal tersebutlah yang membuktikan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang pernah menguasai perairan Nusantara.

Kebesaran Kerajaan Sriwijaya tidak hanya di perairan, mengingat kerajaan ini juga telah lama hidup dalam keberagaman dan toleransi yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan, meskipun Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha, namun di wilayah Sriwijaya juga banyak ditemukan arca Trimurti, Brahma, Siwa, dan Wisnu, yang bernafaskan Hindu, selain juga ditemukannya perkampungan muslim.

Museum ini sering dikunjungi oleh siswa, mahasiswa penelitian, dan turis asing dari berbagai negara.

Dibuka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional, Museum Sriwijaya kerap menjadi tujuan wisata sejarah bagi kebanyakan siswa sekolah, para mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, hingga turis asing yang sengaja datang dari berbagai negara seperti Thailand, Malaysia, dan Cina.

Susianingsih sebagai kepala pengelolaan koleksi museum mengharapkan, Museum Sriwijaya makin dicintai oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga masyarakat umum. Mereka harus menyadari arti penting museum bagi keberlangsungan kebudayaan. Mengingat museum menyimpan banyak hal yang bisa dipelajari. Apalagi museum ini berisikan tentang peninggalan Kerajaan Sriwijaya, kerajaan yang merupakan bagian dari sejarah Indonesia bahkan dunia. Karenanya, tidak hanya orang Palembang yang mesti paham akan keberadaan Kerajaan Sriwijaya, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia mesti paham, mengingat Kerajaan Sriwijaya merupakan bagian dari Indonesia.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds