Cari dengan kata kunci

Pameran “Five Passages To The Future” oleh Arcolabs dan HONF

pameran-five-passages-to-the-future-oleh-arcolabs-dan-honf1.jpg

Pameran “Five Passages To The Future” oleh Arcolabs dan HONF

Diselenggarakan oleh Arcolabs dan HONF dengan menggandeng lima kurator perempuan dan Galeri Nasional Indonesia, pameran ini tidak hanya mengekspos aspek teknologi terbaru dalam seni media baru dan perannya dalam masyarakat kita tetapi juga bertujuan untuk mempromosikan peran dan praktik kuratorial dari kurator perempuan di skema seni media baru di Indonesia.

Agenda Budaya

Pameran Five Passages to the Future mengajak penonton untuk menikmati karya-karya seni media baru dari 5 seniman internasional, yang mengeksplorasi tema-tema seputar ekopolitik, keberlangsungan, kecerdasan buatan (AI), naratif digital, dan teknologi pakai. Diselenggarakan oleh Arcolabs dan HONF dengan menggandeng lima kurator perempuan dan Galeri Nasional Indonesia, pameran ini tidak hanya mengekspos aspek teknologi terbaru dalam seni media baru dan perannya dalam masyarakat kita tetapi juga bertujuan untuk mempromosikan peran dan praktik kuratorial dari kurator perempuan di skema seni media baru di Indonesia. Pameran ini juga menampilkan eksplorasi yang luas dari lima praktik perintis dalam seni media baru yang berpartisipasi di program inkubasi XPLORE: New Media Art Incubation, sebuah inisiatif pendidikan yang digagas oleh Arcolabs dan HONF dan telah terlaksana pada 2018 dan 2019.

Karya-karya dari seniman muda Indonesia juga seniman internasional ini diselenggarakan pada tanggal 21 Oktober – 7 November 2019 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, dengan sebelumnya ada pameran dengan skala lebih kecil yang diadakan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta pada tanggal 5 – 16 Oktober 2019.

Pameran ini menyuguhkan bagaimana upaya kreatif dari seni media baru mampu berkontribusi dalam kehidupan kita lewat karya-karya seni media dan seniman juga diajak untuk meningkatkan kesadaran bersama tentang tantangan dan permasalahan ekologis, teknologi dan sains yang kita hadapi bersama serta mendukung upaya kolaboratif untuk mencari solusi di masa depan. Sesi seminar dan tur pameran bersama kurator juga melengkapi pameran ini.

TENTANG SENIMAN
Seniman Internasional

  • Cho Eun Woo (l. 1981) seniman asal Korea
  • Digital Nativ (didirikan 2015) seniman asal Indonesia
  • Eva Bubla (l. 1985) adalah seniman asal Hungaria
  • Shezad Dawood (l. 1974) seniman dan peneliti berbasis di London, Inggris.
  • Synflux (didirikan 2018) adalah kolektif peneliti berbasis di Tokyo, Jepang.

Seniman Muda Indonesia (XPLORE: New Media Art Incubation)

  • Agung Eko Sutrisno (l. 1994) seniman asal Bandung, Jawa Barat.
  • Ariel Muhammad Zeian (l. 1997), juga dikenal sebagai Ian, adalah seniman media baru yang berbasis di Malang dan Pasuruan, Jawa Timur.
  • Delpi Suhariyanto (l. 1996) adalah seniman asal Bandung, Jawa Barat.
  • M. Haviz Maha (l. 1993) seniman asal Jakarta.
  • Mira Rizki (l. 1994) adalah seniman media baru asal Bandung, Jawa Barat.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar:

This will close in 10 seconds