Cari dengan kata kunci

candi_kethek_1200.jpg

Candi Kethek, Candi Kecil di Tengah Hutan Dusun Ceto

Candi yang dibangun sekitar abad XV atau XVI Masehi ini erat kaitannya dengan agama Hindu dan berfungsi sebagai tempat peruwatan.

Pariwisata

Di antara pohon-pohon rindang yang memenuhi kawasan hutan di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, terdapat sebuah candi. Candi ini tidak terlalu besar. Bangunannya pun sederhana, tidak terlalu megah. Candi tersebut bernama Candi Kethek. Candi ini terletak sekitar 300 meter arah timur laut dari Candi Cetho.

Nama kethek diberikan karena di sekitar lokasi tempat candi berada sering dijumpai kera.

Pemberian nama kethek pada candi ini dilakukan oleh masyarakat sekitar. Nama tersebut diberikan karena di sekitar lokasi tempat candi berada sering dijumpai kera, yang dalam bahasa Jawa disebut kethek.

baca : candi kembar

Melihat ukuran bangunannya, Candi Kethek tidak sebesar Candi Cetho yang berada di dekatnya. Ukurannya hanya berkisar 20 x 30 meter. Selain itu, sebagian besar bangunan candi pun tertutup dengan tanah.

Candi yang dibangun menghadap ke arah barat ini berbentuk teras berundak. Ada empat teras pada bangunan candi. Pada teras pertama hingga ketiga, tidak terdapat bangunan. Hanya tanah yang dibuat berundak dengan susunan batu kali digunakan sebagai pembatas teras. Masing-masing teras dihubungkan dengan anak-anak tangga di bagian tengah bangunan. Hanya saja, pada teras ketiga, terdapat sebuah pohon besar yang bagian batangnya dibalut dengan kain putih. Sementara, pada teras keempat, terdapat sebuah bangunan kecil yang menjadi tempat upacara.

Diperkirakan, candi ini dibangun pada masa yang tidak jauh berbeda dengan Candi Cetho, yaitu sekitar abad XV atau XVI Masehi.

Di sekitar candi, ditemukan patung berbentuk kura-kura. Dengan ditemukannya patung ini, serta bentuknya yang berundak-undak, diperkirakan candi ini dibangun pada masa yang sama atau tidak jauh berbeda dengan Candi Cetho, yaitu sekitar abad XV atau XVI Masehi.

Ditemukannya patung kura-kura ini pun menjadi dasar asumsi bahwa candi ini terkait dengan agama Hindu, terutama dengan cerita Samudramanthana. Selain itu, adanya patung kura-kura pun mengindikasikan candi ini memiliki fungsi yang sama dengan Candi Cetho, yaitu sebagai tempat peruwatan.

Candi ini memiliki fungsi sebagai tempat peruwatan.

Untuk mencapai Candi Kethek, pengunjung harus memasuki Candi Cetho. Pada teras keempat, terdapat gerbang yang terhubung dengan jalan setapak menuju Candi Kethek. Perjalanan menuju Candi Kethek akan melalui jalan berbukit dan menyeberangi sungai kecil.

Candi Kethek dibuka untuk umum setiap hari, mulai dari jam 09.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Tiket masuk ke candi ini sebesar Rp1.000.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds