Cari dengan kata kunci

sukun1290.jpg

Cita Rasa Berbeda Keripik Sukun Manokwari

Sebenarnya tampilan keripik Sukun khas Manokwari ini tidak ada bedanya dengan keripik Sukun pada umumnya. Kami berpendapat seperti itu hingga kami mencicipi sendiri keripik yang dipromosikan Om Ginting ini. Gigitan pertama pada keripik ini begitu berkesan renyah. Rasa gurih yang bercampur manis asli Sukun pun terasa sangat nikmat di lidah. Kami pun memutuskan untuk meneruskan uji coba ini hingga gigitan berikutnya. Ternyata, pendapat Om Ginting tidak salah, keripik ini memang begitu nikmat dan lezat.

Kuliner
Tagar:

“Kalau kamu ke Manokwari, kamu harus coba keripik sukunnya….beda banget, Om juga nggak tahu apa yang bikin beda..”

Kata-kata inilah yang terucap dari Om Ginting, seorang tentara yang bertugas di Papua dan memberikan informasi kepada kami tentang makanan-makanan khas Manokwari. Akibat promosi singkat tersebut, kami jadi semakin penasaran dengan keripik Sukun ini. Keripik Sukun biasa mungkin sudah sering kami nikmati di kota tempat kami berasal di Pulau Jawa, namun menurut Om Ginting, Keripik Sukun Manokwari memiliki citarasa yang berbeda. Akhirnya, kami memutuskan untuk menelusuri keberadaan makanan ini di ibukota Propinsi Papua Barat, Manokwari.

Sesampainya di kota Manokwari yang tidak terlalu besar ini, kami tidak langsung menuju hotel. Hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang dan kemudian mencari keberadaan keripik Sukun ini. Beberapa toko yang menjual makanan keripik kami datangi, namun sayang sekali mereka mengatakan bahwa Sukun panen sekitar bulan September dan Oktober, sedangkan bulan Mei bukanlah musim berbuah Sukun. Tetapi kami tidak menyerah begitu saja, kami terus mencari dan akhirnya menemukan sebuah toko makanan yang masih mempunyai persediaan keripik Sukun untuk dijual. Kami pun mendapatkan keripik Sukun incaran kami.

Sebenarnya tampilan keripik Sukun khas Manokwari ini tidak ada bedanya dengan keripik Sukun pada umumnya. Kami berpendapat seperti itu hingga kami mencicipi sendiri keripik yang dipromosikan Om Ginting ini. Gigitan pertama pada keripik ini begitu berkesan renyah. Rasa gurih yang bercampur manis asli Sukun pun terasa sangat nikmat di lidah. Kami pun memutuskan untuk meneruskan uji coba ini hingga gigitan berikutnya. Ternyata, pendapat Om Ginting tidak salah, keripik ini memang begitu nikmat dan lezat.

Untuk membuat keripik ini memang tidak terlalu sulit. Seperti halnya keripik pada umumnya, sukun yang akan dibuat keripik diiris tipis terlebih dahulu, kemudian diberi bumbu penyedap berupa rempah-rempah. Lalu, sukun yang telah diiris dimasukan ke dalam penggorengan berisi minyak panas dan digoreng hingga kering. Terakhir, keripik yang sudah jadi ditiriskan dan dikemas dalam plastik-plastik kemasan untuk siap dipasarkan.

Sebenarnya, keripik ini tidak beda dengan keripik sukun biasa. Namun, seperti pendapat Om Ginting, yang membedakan adalah bahan baku buah Sukun yang memang mempunyai citarasa berbeda dengan sukun wilayah lain. Buah Sukun khas Manokwari memamng memiliki rasa yang lebih legit dibandingkan Sukun lain. Buah yang tidak terlalu besar namun wangi dan tidak hancur saat diolah. Inilah yang membedakan Sukun Manokwari dengan sukun dari daerah lainnya.

Walaupun Keripik Sukun dapat ditemui di daerah Indonesia secara umum, namun Keripik Sukun khas Manokwari mempunyai kekhususan tersendiri. Hal ini membuat keripik ini pun banyak dikenal hingga ke seluruh Indonesia, bahkan menurut Om Ginting, beberapa sanak keluarganya secara khusus sering memesan keripik ini untuk dikirim ke Pulau Jawa. Harga per bungkusnya memang bervariasi, antara 50.000 rupiah hingga 70.000 rupiah tergantung ukuran kemasan yang diinginkan. Selain ciri khas buah Sukun yang beraroma kuat, variasi keripik Sukun ini pun layak untuk diangkat dan dilestarikan sebagai kuliner asli Indonesia. [@phosphone/IndonesiaKaya]

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • NULL

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds