Indonesia memang kaya akan alam dan budayanya. Setiap daerah memiliki pesona alam dan kekayaan budaya yang unik dan berbeda satu sama lain. Begitu halnya dengan Kalimantan Selatan yang memiliki rumah tradisional Suku Banjar yang cukup unik.
Bagi yang menyukai wisata budaya dan ingin mengeksplorasi kebudayaan di Kalimantan Selatan, dapat mengunjungi Cagar Budaya Teluk Selong yang berada di Desa Telok Selong Kabupaten Banjar. Di desa ini masih terdapat 2 buah rumah adat Banjar legendaris yang sudah berusia cukup tua yakni 150 tahun dan masih dihuni oleh pemilik aslinya. Dua jenis rumah adat Banjar tersebut yaitu rumah gajah baliku dan rumah bubungan tinggi.
Terdapat dua jenis rumah adat Banjar, yaitu gajah baliku dan bubungan tinggi.
Rumah Banjar yang menggunakan atap bubungan tinggi dinamakan rumah bubungan tinggi. Rumah jenis ini merupakan jenis rumah bernilai paling tinggi di antara jenis-jenis rumah khas Banjar lainnya karena merupakan jenis rumah yang dipergunakan sebagai kediaman raja dalam suatu pusat sentral kediaman. Oleh karena itulah rumah bubungan tinggi menjadi ikon dan maskot dari rumah tradisional Banjar karena rumah inilah yang paling terkenal di antara jenis lainnya.
Untuk penjelasan mengenai bangunannya, atap bubungan tinggi terletak di antara atap pisang sasikat yang menutupi kedua buah anjung. Sebelah depan atap bubungan tinggi disebut atap sindang langit, sedangkan di belakang atap bubungan tinggi disebut atap hambin awan. Lain halnya dengan rumah gajah baliku yang atap depannya disebut atap gajah (atap perisai).
Sedangkan rumah gajah baliku merupakan salah satu rumah tradisional suku Banjar (rumah Banjar) yang memiliki kemiripan dengan rumah bubungan tinggi. Namun, ada sedikit perbedaan yang terletak pada tata ruang tamunya. Ruang paluaran (ruang tamu) pada rumah bubungan tinggi keadaan lantainya berjenjang, sedangkan pada rumah gajah baliku, keadaan lantai ruang paluarannya tidak berjenjang. Hal dikarenakan rumah bubungan tinggi untuk bangunan keraton atau ndalem sultan yang memiliki tata nilai ruang yang bersifat hierarki.
Rumah bubungan tinggi berfungsi sebagai keraton sultan yang memiliki tata nilai ruang yang bersifat hierarki.
Pada rumah gajah baliku, atap ruang paluaran tidak memakai atap sengkuap (atap sindang langit) kecuali emper teras paling depan dan memakai kuda-kuda dengan atap perisai (atap gajah) dengan keadaan lantai ruangan datar saja, sehingga menghasilkan bentuk bangun ruang yang dinamakan ambin sayup. Sedangkan pada kedua anjung sama-sama memakai atap pisang sasikat (atap sengkuap).
Akses Menuju Lokasi
Cagar Budaya Teluk Selong, Kabupaten Banjar, ini terletak sekitar 4 km dari arah timur Kota Banjarmasin dan 3,2 km dari Kota Martapura. Untuk mencapai lokasi, pengunjung perlu mengarahkan kendaraannya dari pusat Kota Banjarmasin menuju Kota Martapura, dan menanyakan kepada masyarakat setempat arah selanjutnya untuk menuju Desa Teluk Selong.
Kedua jenis rumah Banjar ini bisa ditemui di Cagar Budaya Teluk Selong.
Harga Tiket Masuk (HTM)
Gratis, tidak dipungut biaya. Namun, pengunjung sebaiknya mengisi buku tamu dan memberikan uang seikhlasnya untuk membantu perawatan bangunan rumah adat, yang merupakan aset bangsa yang harus kita bantu jaga dan lestarikan.