Cari dengan kata kunci

pantai_burung_mandi_1200.jpg

Pesona Pantai Burung Mandi di Belitung

Berbeda dengan pantai khas Belitung yang ditandai dengan kehadiran batu granit, pantai ini menawarkan pesonanya sendiri.

Pariwisata

Memang hampir tidak mungkin bagi Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, tidak memiliki destinasi wisata pantai yang memikat hati. Sebagai negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia menawarkan pantai-pantai memesona yang menunggu untuk dijajal, dan salah satunya adalah Pantai Burung Mandi di pulau Belitung. Dikelilingi oleh panorama alam yang menakjubkan, pantai ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari liburan yang menyenangkan di tengah keindahan alam.

Pantai Burung Mandi terletak di Desa Burung Mandi, Damar, Belitung Timur. Ada banyak versi tentang asal-usul nama Burung Mandi untuk pantai ini. Konon di daerah tersebut ada seorang sakti yang bernama Mermandi. Namanya pun diambil untuk menamai area tersebut. Versi lainnya disebut bahwa karena banyak burung yang sering bermain di pantai. Apapun namanya, pantai ini patut dikunjungi karena pemandangannya yang istimewa.

Keistimewaan Pantai Burung Mandi

Keindahan alam Pantai Burung Mandi sedikit berbeda dengan pantai-pantai di Belitung pada umumnya yang seringkali memiliki formasi bebatuan granit. Pantai Burung Mandi memiliki garis pantai sepanjang 2 kilometer, yang dipenuhi pasir berwarna putih kecokelatan, tanpa satu pun batu granit.

Pantai Burung Mandi memiliki garis pantai sepanjang 2 kilometer, yang dipenuhi pasir berwarna putih kecokelatan, tanpa satu pun batu granit.

Pantai ini juga terletak di lereng bukit. Lokasinya ini menawarkan pemandangan gunung sebagai latar belakang pantai. Satu-satunya pantai di Belitung dengan pemandangan demikian. Jika berjalan ke arah barat pantai, dapat melihat pohon-pohon bakau yang memenuhi pulau dan sejumlah karang yang menjulang.

Pantai ini sudah dikenal oleh bangsa Eropa sejak abad ke-17. Bahkan, dari pantai ini, Belanda dan perusahaan asal Eropa melakukan penambangan timah secara diam-diam pada tahun 1770-1780 – sebelum akhirnya menyatakan menemukan timah di Belitung pada 28 Juni 1851.

Orang-orang Belanda dahulu mengenal Pantai Burung Mandi dengan sebutan Borom Mandi atau Burum Mandi. Ketika melakukan penambangan timah di sana, Belanda mendatangkan orang-orang Cina sebagai pekerjanya. Keberadaan para pekerja dari Cina ini ditandai oleh kehadiran Vihara Budhayana Dewi Kwan Im yang letaknya tidak jauh dari pantai ini.

Berkunjung ke Pantai Burung Mandi

Untuk mencapai Pantai Burung Mandi, wisatawan dapat terlebih dahulu terbang ke Bandara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Belitung. Dari sana, perjalanan menuju pantai dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi darat. Setelah menempuh perjalanan 70 km atau sekitar 1 jam dengan mobil dari bandara, akan tiba di daerah pantai dan disambut oleh patung selamat datang berbentuk burung.

Setelah menempuh perjalanan 70 km atau sekitar 1 jam dengan mobil dari bandara, akan tiba di daerah pantai dan disambut oleh patung selamat datang berbentuk burung.

Melangkah lebih jauh, akan melihat deretan pohon pinus laut yang rindang berjejer di bibir pantai. Satu hal lain yang tidak mungkin dapat dilewatkan adalah sekumpulan perahu nelayan warna-warni bernama kater. Setiap tahun menjelang perayaan dirgahayu Republik Indonesia pada bulan Agustus, perahu nelayan milik warga Desa Burung Mandi ini biasanya akan dihias untuk mengikuti lomba perahu layar.

Selain bersantai sambil berjemur di bawah sinar matahari dan menikmati pemandangan alam, bisa juga melakukan island hopping dari pantai. Bahkan dapat berjalan ke Pulau Tang bila air laut sedang surut. Ketika akan berenang, harus lebih berhati-hati karena kondisi ombak yang cukup tinggi. Jika tertarik untuk memancing, dapat menyewa perahu kater dan mencoba peruntungan untuk memancing ikan kerisi atau kirong-kirong.

Jika berhasil mendapatkan ikan (atau tidak, tapi bisa juga membelinya dari para nelayan setempat), kemudian meminta bantuan salah satu warung di sekitar pantai untuk membakar ikan. Menikmati hidangan laut ditambah air kelapa segar di tepi pantai tentunya akan memberikan pengalaman spesial dalam perjalanan.

Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Pantai Burung Mandi. Musim kemarau, terutama antara bulan Maret dan Agustus, umumnya dianggap sebagai waktu terbaik karena cuaca yang cerah. Pastikan juga untuk membawa perlengkapan pantai seperti handuk pantai, makanan dan minuman, tabir surya, dan lainnya. Selain itu, jaga kebersihan pantai dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menghormati lingkungan sekitar.

Musim kemarau, terutama antara bulan Maret dan Agustus, umumnya dianggap sebagai waktu terbaik karena cuaca yang cerah.

Pantai ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti gazebo di tepi pantai, mushola, toilet, dan warung. Harga tiket masuk pantai terbilang cukup murah, yaitu Rp5.000 per orang. Penginapan atau hotel yang terdekat dari pantai berada di kota Manggar yang jaraknya sekitar 20 km dari pantai.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • Direktori Pariwisata, Kemenparekraf, Tribun News, Indonesia Tourism, iNews

This will close in 10 seconds